Pengenalan Jenis dan
Klasifikasi Ternak Unggas
Unggas
adalah hewan yang termasuk didalam kelas aves
yang telah didomestikasikan dan diperkembangbiakan serta cara hidupnya diatur
oleh manusia agar memberikan nilai ekonomis dalam bentuk barang dan jasa (Yuwanta, 2008). Beberapa jenis unggas antara lain
ayam, itik, angsa dan puyuh. Unggas dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu
unggas darat yaitu ayam dan kalkun serta unggas air seperti itik, entok dan
angsa (Suprijatna et
al., 2008).
2.1.1. Klasifikasi
secara internasional
Menurut The American Standart of Perfection unggas
khususnya ayam didasarkan pada standar unggas yang dikelompokan berdasarkan
ras, bangsa, varietas, dan strain. Berdasarkan buku standar terdapat sebelas
kelas, namun hanya ada empat kelas yang penting, yaitu kelas Inggris, kelas
Amerika, kelas Mediterania, dan kelas Asia (Suprijatna et
al., 2008). Klasifikasi juga
didasarkan pada perbedaan dan persamaan karaker pada hewan atau unggas. Klasifikasi hewan
berdasarkan atas perbedaan dan persamaan karakter tertentu pada hewan yang
bersangkutan Tursina (2013).
2.1.1.1. Kelas inggris, ayam kelas inggris dikembangkan
sebagai ayam dwiguna. Tanda spesifik diantaranya badan besar dan bentuk daging
baik, kulit bewarna putih, kecuali Cornish
mempunyai kulit kuning, cuping telinga merah, kerabang telur coklat kecuali
Dorking dan Red Cup berkerabang
putih, dan mempunyai sifat mengeram (Yuwanta, 2008).
Bangsa-bangsa ayam yang termasuk dalam kelas Inggris diantaranya Sussex,
Cornish, Orpington, Red Cup, Australorp, Dorking (Suprijatna et al., 2008).
2.1.1.2. Kelas amerika, ayam kelas amerika dikembangkan dengan tujuan
dwiguna yaitu memproduksi telur dan
daging. Tanda-tanda umum ayam amerika adalah warna kulit terang, warna kerabang
telur coklat kecuali ayam lamona yang memiliki warna telur putih, cuping
telinga merah, shank berwarna kuning dan tidak berbulu (Yuwanta, 2008). Bangsa-bangsa ayam yang termasuk dalam kelas ini
adalah Plymouth Rock, Wyandotte, Rhode
Island Red, Hampshire, Jersey (Suprijatna et al., 2008).
2.1.1.3. Kelas mediterania, ayam kelas mediterania
terkenal dengan bentuk badannya yang langsing dan produksi telurnya cukup tinggi.
Tanda-tanda spesifik dari ayam kelas Mediterania diantaranya bentuk badannya
lebih kecil dibandingkan dengan ayam Asia, Inggris, atau Amerika, cuping
telinga putih, cepat mencapai dewasa kelamin (4 - 6 bulan), produksi telur
yang tinggi (284 – 300 butir/tahun),
tidak mengeram, kerabang telur bewarna putih, kaki tidak berbulu, penampilan
nervus, serta jengger tunggal dan lebar kecuali ayam yang mempunyai jengger Butter Cup (Yuwanta,
2008). Bangsa-bangsa ayam yang termasuk dalam kelas ini antara lain Leghorn, Ancona, Spanish, Minorca, Andalusia
(Suprijatna et
al., 2008).
2.1.1.4. Kelas asia, ayam kelas asia merupakan kelompok
ayam yang dikembangkan di wilayah Asia. Karakteristik bentuk tubuh besar, bulu
merapat tubuh, cuping berwarna merah, dan kerabang telur beragam, dari coklat
kekuningan sampai putih. Ciri khas cakar berbulu, kulit berwarna putih sampai
gelap dan merupakan tipe pedaging. Contohnya Brahma, Langshan,
Cochin China (Suprijatna et al.,
2008). Bangsa ayam kelas Asia yang terkenal antara lain Brahma dari
India, Langshan dari Cina, dan Cochin dari
Shanghai, Cina yang dikembangkan menjadi ayam Amerika dan Inggris dan merupakan
tipe ayam pedaging (Yuwanta, 2008).
2.1.2. Klasifikasi
berdasarkan tujuan pemeliharaan
Berdasarkan tujuan pemeliharaan unggas dibedakan menjadi
4 tipe, yaitu tipe petelur, tipe pedaging, tipe dwiguna dan tipe Fancy. Jenis ternak unggas yang biasa
dipelihara untuk tujuan produksi telur ataupun daging antara lain yaitu ayam,
itik, angsa, kalkun, puyuh dan merpati. Ayam tipe petelur mempunyai
karekteristik bersifat nervous atau mudah terkejut, bentuk
tubuh ramping, cuping telinga berwarna putih, dan kerabang telur berwarna
putih. Karakteristik lainnya yaitu menghasilkan produksi telur sangat tinggi
(200 butir/ekor/tahun), efisien dalam penggunaan ransum untuk membentuk telur,
dan tidak memiliki sifat mengeram (Suprijatna et
al., 2008). Karakteristik tipe ayam petelur antara lain mudah terkejut,
bentuk tubuh ramping, cuping berwarna putih, dan kerabang telur berwarna putih
(Yuwanta, 2008).
2.1.2.1. Ayam tipe pedaging, karakteristik ayam tipe pedaging
bersifat tenang, bentuk tubuh besar, pertumbuhan cepat, bulu merapat ke tubuh,
kulit putih dann produksi telur rendah (Suprijatna et
al., 2008). Karakteristik tipe ayam pedaging adalah bersifat tenang,
bentuk tubuh besar, pertumbuhan cepat, bulu merapat ke tubuh, kulit putih, dan
produksi telur rendah (Yuwanta, 2008).
2.1.2.2. Ayam tipe dwiguna, karakteristik bersifat
tenang, bentuk tubuh sedang, produksi telur sedang, pertumbuhan sedang, dan
kulit telur berwarna coklat (Suprijatna et al.,
2008). Ayam tipe dwiguna yang banyak dijumpai di Indonesia
adalah RIR dan Harco (Yuwanta, 2008).
2.1.2.3. Ayam tipe fancy, atau ayam kesukaan bersifat unik
manusia memeliharanya dengan tujuan karena ayam tipe ini memiliki keunggulan
yang berbeda dari tipe yang lain sehingga orang memeliharanya karena hobi orang
tersebut. Karakteristrik yang menonjol performan tubuhnya yang cantik, suara
kluruknya khas contohnya ayam pelung jantan, ayam bekisar, ayam ketawa, dan
ayam gaok (Sartika et al., 2006).
Plasma nutfah ayam lokal burgo jantan lebih difokuskan sebagai ayam hias karena
keindahan bulu, bentuk dan ukuran tubuh yang unik (Putranto, 2011).
2.1.3. Unggas Darat
Unggas darat merupakan
ternak unggas yang hidup lebih banyak di daratan seperti ayam dan burung puyuh. Ayam secara taksonomi dapat diklasifikasikan ke dalam kingdom
Animalia, subkingdom Metazoa, phylum Chordata (Rose,
1997) dalam (Candrawati, 2007). Bagian tubuh ayam secara umum yang tampak dari
luar memiliki bentuk tubuh berbeda dengan unggas
lain, seperti jengger dan pial yang kebanyakan berwarna merah dan
beberapa variasi
dari warna abu-abu terang sampai biru gelap (Sadarman et al., 2013). Warna shank pada
umumnya ada yang kuning dan ada yang putih (Candrawati, 2007). Unggas darat
memiliki jari-jari yang terpisah satu sama lain (Siwi, 2013).
Jenis unggas darat lainnya yaitu burung puyuh. Secara taksonomi
burung puyuh diklasifikasikan ke dalam Kingdom Animal, Phylum Chordata, Class
Aves, (Anwar, 2012).
Tubuh Burung puyuh sejak lahir sudah tertutup oleh bulu pada bagian dada,
sayap, punggung, leher dan bahu, dari warna bulu pada bagian sayap ini terdapat
perbedaan antara jantan dan betina dimana pada puyuh jantan warna sayapnya
hitam dan terdapat bintik-bintik coklat
keemasan yang agak samar sementara pada puyuh betina memiliki warna yang lebih cerah
yaitu abu-abu kecoklatan (Tumbilung et
al., 2014). Warna paruh dan kaki pada puyuh yang telah didomestikasi dengan puyuh liar
memiliki perbedaan dimana puyuh liar memiliki paruh dan kaki berwarna abu-abu
sedangkan puyuh domestikasi memilki paruh dan kaki berwarna kuning (Hutagalung et al.,
2012).
2.1.4. Unggas
air
Unggas air merupakan suatu jenis unggas yang
menghabiskan sebagian hidupnya di air dan memiliki hasil produk yang dapat
dimanfaatkan hasilnya. Ciri-ciri unggas air tidak jauh dengan unggas darat akan
tetapi memiliki beberapa kekhususan antara lain pada kakinya memiliki selaput
yang berfungsi untuk berenang dan memiliki kelenjar minyak yang lebih banyak
dibandingkan dengan unggas darat,
jari-jari kaki satu sama lain dihubungkan oleh selaput renang, paruh melebar
dan dilapisi oleh selaput halus yang peka, tubuh ditutupi oleh bulu, tidak mudah kedinginan kecuali yang
masih kecil karena dibawah kulitnya dilapisi oleh lemak yang bersifat isolator,
dan dagingnya agak gelap dibandingkan ayam (Susilorini et al., 2009). Spesies dari unggas air diantaranya itik (duck), angsa
(goose) dan undan (swan). Bulu itik umumnya berwarna merah tua (coklat) atau
bervariasi bertotol-totol coklat (rebuin/ blorok), putih bersih, putih
kekuning-kuningan, abu-abu hitam atau campuran dan lainnya, tubuhnya langsing,
leher pendek dan tidak terlalu tegak, kepala (Supriyadi, 2009).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar